Syahadat mampu
menjalin, menjaring dan mengikat potensi yang berserakan menjadi satu potensi
yang riil dan kongkrit. Bahkan tidak berlebihan kiranya bila dikatakan bahwa
kelemahan yang ada, bisa disulap menjadi satu kekuatan dengan syahadat.
Syahadat mampu menjalin,
menjaring dan mengikat potensi yang berserakan menjadi satu potensi yang riil
dan kongkrit. Bahkan tidak berlebihan kiranya bila dikatakan bahwa kelemahan
yang ada, bisa disulap menjadi satu kekuatan dengan syahadat.
Aneh memang kedengarannya, tetapi
sesunggunhnya nyata. Ajaib memang, tetapi begitulah Islam sesungguhnya.
Bukankah sejarah telah berbicara
sekian lama, semenjak awal kehadiran Nabiyullah Muhammad Shalallahu
‘alaihi Wasallam dari satu peristiwa ke peristiwa berikutnya, menjadi saksi
nyata yang mendukung keajaiban itu, walaupun sebenarnya adalah hal yang
wajar-wajar saja, bahkan sangat wajar.
Sangat wajar kalau syahadat yang
sudah dimengerti nilainya, serta peranannya dan hasil kerjanya. Yang aneh dan
ajaib justru kalau umat Islam tidak
seperti itu, tidak punya kekuatan yang menentukan situasi dan kondisi.
Upaya memantapkan kembali
syahadat yang dikebiri sekian lama, bukan kerja ringan. Tetapi, kalu dimulai
dari sekarang, apalagi kalau berhasil mengundang semua pihak turut memberi
perhatian serius, kita yakin nantinya pasti membuahkan hasil yang dapat
dinikmati bersama.
Banyak yang telah dilakukan umat
Islam selama ini, tidak bisa disangkal hasilnya, cukup berarti. Akan tetapi,
ada semacam ratapan dibalik keberhasilan tersebut, posisi dan kadar kualitas
umat terlalu jauh dari pada yang semestinya dapat dicapai di berbagai tempat di
dunia ini.
Karenanya, dengan tidak
mengurangi arti amal usaha serta perjuangan umat Islam selama ini, kita coba
sodorkan perhatian kepada sektor atau segi yang selama ini kurang menarik
perhatian umat Islam sendiri.
Paling tidak semacam ajakan
kepada umat untuk kembali menilai ulang kondisi syahadatnya. Kita khawatir
kalau saking lamanya tidak ada kontrol pemeriksaan, kondisi syahadat yang kita
punyai sudah dalam keadaan yang sangat menyedihkan.
Kalau kadar syahadat kita sudah
tidak mampu lagi menyentakkan kita untuk segera bergegas pergi shalat pada saat
azan kedengaran, sudah indikasi tidak validnya sang syahadat. Itu satu pertanda
kalau syahadat itu punya kelainan, sudah sakit.
Keadaan seperti ini sudah hampir
merata di kalangan umat Islam, bahkan sesungguhnya sudah lebih parah dari pada
yang kita bayangkan. Di antara mereka, bahkan mayoritas sudah sampai pada
penilaian yang amat keliru terhadap Allah. Tidak heran kalau enak saja mereka
lalaikan ketentuan-ketentuan Allah padahal mereka sebenarnya tahu.
Mengkaji syahadat, berarti
kampanye mengenalkan Allah kembali dalam kehidupan keseharian kita, sebagai
faktor yang paling menentukan. Itu berarti upaya menempatkan Allah pada proporsi
yang sebenarnya.
Bersambung.
Pagi Hari diiringi lantunan suara hafalan anak-anak SD.