Senin, 10 Oktober 2022

Seri Kelima - Reaktualisasi Syahadat.

    

Dunia kini mengalami krisis moral yang terparah sepanjang sejarah perjalanan ummat manusia. Hanya Islam yang dapat diharapkan menyelamatkan, inilah sebuah dilemma. Pada saat Islam diharapkan mampu menyelamatkan krisis moral yang terparah itu, justru disaat yang bersamaan Ummat Islam juga mengalami krisis yang tidak kurang parahnya. Ibarat dokter yang diharapkan mengobati penyakit pasiennya sementara dia sendiri juga sakit.

    Sebagai rukun Islam yang pertama, syahadat mengawali keabsahan keislaman seseorang. Jaminan seseorang pertama-tama diukur dari syahadatnya. Bahkan, pengakuan keislaman seseorang harus dibuktikan pertama-tama lewat atau dengan syahadat.

    Yang mengherankan, selama ini kenapa posisi syahadat yang begitu penting, strategis, prinsipil dan menentukan itu justru paling jarang dibicarakan. Sehingga banyak orang Islam yagn betul-betuk tidak mengerti syahadatnya.

    Akibatnya, kebanyakan mereka secara subtansial sesungguhnya belum pernah bersayahadat. Yang berarti belum melewati proses keislaman yang benar. Atau paling tidak persyaratan awal belum dipenuhi untuk dipenuhi sebagai Muslim.

    Tidak mustahil beberapa kelemahan yang kita lihat di lapangan sebagai peristiwa yang rasanya tidak mungkin terjadi pada diri umat Islam, yang memiliki pedoman kerja serta contoh pelaksanaan, justru  itulah yang terjadi. Sementara seyogyanya dimiliki justru itu yang kelihatannya sangat sulit untuk diwujudkan.

    Mungkin saja ada factor lain yang menjadi penyebab. Tetapi yang sudah pasti, factor kekeliruan dan kurangnya pemahaman yang benar terhadap peranan dab posisi serta status dan fungsi syahadat adalah biang masalah.

 

Sore Hari Ketika Istiqomah dihadapkan dengan alasan kuat untuk menunda kebaikan.
Bismillah, masih bersambung..


Seri Kesepuluh - Pernyataan Menuntut Kenyataan -

Dalam beberapa ayat yang disebut aamanuu, teriring pula kata wa ‘amilush-shaalihat. Kenapa? Karena Islam bukan agama kebatinan yang cukup di...